Google & Pragmatisme Mahasiswa



Google & Pragmatisme Mahsiswa
Oleh : Masduqi


Google adalah perusahaan amerika serikat yang didirikan oleh larri page yang berperan di bidang internet search. Google merupakan searh information yang memiliki progrevitas yang signifikan dengan banyak kelebihan dan penyediaan informasi tanpa batas. Dengan keberadaan google memberikan manfaat dan kemudahan bagi mahasiswa dalam menyelesaikan masalah.

Perkemabangan google yang semakin popular dikalangan pelajar memberikan pengaruh yang sangat besar teerhadap kalangan mahasiswa menjadi akademika pragmatis yang selalu mengaplikasikan “opportunity cost” tidak banyak usaha serta sedikit berfikir namun dsapat memberikan sesuatu yang luar biasa serta hasil yang maksimal, dengan dalih dasar orientasi yang penting tugas kelar, nilai bagus, bonus senyum manis dari dosen.

 mahasiswa menjadikan search google sebagai informasi dan refrensi sehari-hari terutama disaat mendapatkan tugas kuliah, makalah, artikel dan bahkan skripsi, Mahasiswa lebih memanfaatkan media instan seacrh google sebagai refrensi utama mereka dari pada harus disibukkan dengan mendatangi perpustakaan dan membaca buku. Hal ini menyebabkan mahasiswa berfikir pragmatis dan instan serta memciptakan budaya ketergantungan terhadap google. padahal penyediaan imnformasi yang diberikan google patut dipertanyakan keabsahannya.

Dalam konteks yang sama google memberi peluang dan potensi terhadap mahasiswa untuk melakukan kebusukan intelektual dan moral dengan melakukan copy paste atau plagiat. Jelas semua itu bertentangan denagan tugas serta peran mahasiswa, pertama mahasiswa sebagai penyampai kebenaran (agent of social control), kedua mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change), ketiga mahasiswa sebagai generasi penerus masa depan (iron stock).

Pola pikir yang selalu didasari dengan pemikiran pragmatis sangatlah berpengaruh terhadap karakter serta moralitas yang menyebabkan kemandulan dan sempitnya berfikir.

Masalah ini bukanlah masalah yang sepele, ketergantungan terhadap google harus buang jauh-jauh dengan cara menumbuhkan semangat baca buku dan rutinits mengunjungi perpustakan demi mengurangi candu terhadap informasi instan google.

Mahasiswa seharusnya memiliki kepekaan dan kesadaran diri dalam mengemban status sebagai Insan Akademis (mahasiswa) harus bisa membiasakan dan menjadikan dirinya sebagai insan yang berfikir kritis, kreatif, inofatif dan sensitive. Mahsiswa berfikir kritis,atinya adalah mahasiswa mampu membaca suatu permasalan dengan benar, mengkritisi yang salah dan memperjuangkan kebenaran. Jelas suatu kesalahan jika  menjadikan google sebagai sumber refrensi utama akademik, karna setiap informasi yang disediakan oleh google belumlah selamnya benar dan patut dipertanyakan keabsahannya, apalgi sampai melakukan pembusukan moral dengan melakukan plagiat demi tercapainya orientasi pribadi.

Kedua mahasiswa harus bisa berfikir kreatif, untuk memberikan suatu pemikiran dan gagasan besar. Untuk berfikir kreatif kita harus mempunyai sifat yang pertama yakni berfikir kritis. Tentunya untuk berfikir kreatif kita harus banyak menggali informasi dan banyak pengalaman. Berfikir kreatif diperlukan banyak refrensi dan pengetahuan, hal ini bisa tercapai dengan banyak membaca buku dan sikap yang professional kita sebagai insane akademis. Ketiga berfikir Inovatif dimana mahasiswa mampu menciptakan sesuatu yang baru, baik itu dalam hal akademik, social, budaya khususnya bangsa ini. Keenpat mahasiswa harus mempunyai sifat yang sensitive. Sensitive yang dimaksud disisni adalah mahasiswa memiliki kepekaan dan sensitifitas yang tinggi terhadap berbagai masalah yang berhubungan dengan kepentingan umum. Tidak hanya diam disaat ada kedholiman dan selalu menentang sesuatu yang menyebabkan kebusukan intelektual, moral, etika dan social.

Untuk menciptakan semua itu tidaklah hanya dengan  menyandang status sebagai mahasiswa yang katanya mengemban tugas sebagai  agent of change, agent of social control dan iron stock. Semua itu harus melalui proses, dengan banyak membaca buku, focus, diskusi, membangun relasi terhadap siapa saja, jika budya baca dan budaya perpus sudah tertanam maka akan tercapailah masiswa yang akademik, intelek yang mapu memberikan perubahan yang positif bagi bangsa ini.

Populer