Shalat Jamak dan Qashar


Shalat Jamak dan Qashar
Pertanyaan:
Assalamualaiku Wr. Wb.,
Ustazd yang dirahmati Allah, izinkan saya mengajukan beberapa pertanyaan mengenai shalat jamak.
1. Bagaimanakah status shalat jamak?
2. Apakah ia sunnah?
3. Kapan kita dianjurkan untuk shalat jamak?
4. Bagaimana hukumnya kalau sebenarnya kita dalam keadaan memungkinkan untuk menjamakkan shalat tetapi kita tidah menjamaknya.
5. Bagaimana pula dengan salat kashar dan kapai kita perlu menggabung keduanya.
6. Kemudian bagaimana niat shalat jamak dan kashar itu sendiri.

Mohon maaf ustazd... apakah bisa saya minta email pribati ustadz? kadang-kadang ada banyak pertanyaan-pertanyaan singkat misalnya pada saat untadz meneragkan jawaban untuk sebuah pertanyaan, ada sesuatau yang ingin saya ketahui kelanjutannya yang mungkin kurang tepat kalau saya tanyakan di sini.
Saya tidak tau harus menanyakan kemana...
Terima kasih, wassalam
Mulyadi

Jawaban:





Waalaikumussalam Wr Wb

Saudara Mulyadi yang dimuliakan Allah swt

Islam adalah agama Allah swt yang banyak memberikan kemudahan kepada para pemeluknya didalam melakukan berbagai ibadah dan amal sholehnya, sebagaimana firman Allah swt :

يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ


Artinya : “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al Baqoroh : 185)
$

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ


Artinya : “Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” (QS. Al Hajj : 78)

Seperti halnya seorang yang tidak memiliki air untuk berwudhu maka ia diperbolehkan bertayammum, begitupula dengan sholat yang dapat dilakukan dengan cara dijama’ (dirangkap) maupun diqoshor (dipotong).

Adapun jawaban dari beberapa pertanyaan yang anda ajukan adalah sebagai berikut :

1. Mengerjakan sholat dengan cara dijama’ atau diqoshor ini didapat dari Rasulullah saw, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Malik dari Muadz bahwasanya pada suatu hari Nabi saw pernah mengakhirkan sholat di waktu peperangan Tabuk kemudian berliau saw pergi keluar dan mengerjakan sholat zhuhur dan ashar secara jama’. Setelah itu beliau saw masuk kemudian keluar dan mengerjakan sholat maghrib dan isya secara jama’.” Sedangkan dalil untuk sholat dengan cara diqoshor adalah apa yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Abu Daud dan baihqi dari Yahya bin Yazid, ia berkata,”Aku bertanya kepada Anas bin Malik mengenai mengqoshor sholat. Ia menjawab, Rasulullah saw mengerjakan sholat dua rakaat jika sudah berjalan sejauh tiga mil atau satu farsakh.”

2. Jama’ (merangkap) dua sholat baik antara zhuhur dengan ashar maupun maghrib dengan isya bukanlah suatu kewajiban akan tetapi disunnahkan manakala ada salah satu dari beberapa persyaratannya.

3. Sebagaimana poin no 2 bahwa, seseorang diperbolehkan merangkap (menjama’) shalat zhuhur dengan ashar baik dengan cara taqdim (dikerjakan di waktu zhuhur) maupun dengan cara ta’khir (dikerjakan diwaktu ashar) atau menjama’ antara sholat maghrib dengan isya baik dengan cara taqdim maupun ta’khir apabila ada salah satu sebab diantara perkara berikut ini :

a. Menjama’ di Arafah dan Muzdalifah; para ulama sependapat bahwa sunnah menjama’ sholat zhuhur dan ashar dengan cara jama’ taqdim pada waktu zhuhur di Arafah, begitu juga antara sholat maghrib dan isya dengan cara ta’khir di waktu isya di Muzdalifah, sebagaimana yang pernah dilakukan Rasulullah saw.

b. Menjama’ didalam bepergian; menjama’ dua sholat ketika bepergian pada satu waktu dari kedua sholat itu, menurut sebagian besar ulama, adalah diperbolehkan tanpa ada perbedaan apakah dilakukan pada saat berhenti ataukah dalam perjalanan.

c. Menjama’ diwaktu hujan; Imam Bukhori meriwayatkan bahwa “Nabi saw pernah menjama’ antara sholat maghrib dan isya pada suatu malam yang diguyur hujan lebat.” Keringanan ini hanya khusus bagi orang yang mengerjakan sholat berjama’ah di masjid yang datang dari tempat yang jauh, hingga dengan adanya hujan dan sebagainya, hal itu menjadi penghalang dalam perjalanan. Adapun bagi orang yang rumahnya berdekatan dengan masjid atau orang yang mengerjakan sholat jama’ah di rumah, atau ia dapat pergi ke masjid dengan melindungi tubuh, ia tidak boleh menjama’.

d. Menjama’disebabkan sakit atau uzur; sebagaimana dikatakan oleh Imam Ahmad, Qodhi Husein, al Khottobi, Mutawalli dari golongan Syafi’i dikarenakan kesukaran di waktu sakit lebih besar daripada kesukaran di waktu hujan.

e. Menjama’ disebabkan adanya keperluan; Imam Nawawi mengatakan bahwa beberapa Imam membolehkan jama’ kepada orang yang tidak musafir apabila ia ada suatu kepentingan dengan syarat hal itu tidak dijadikannya kebiasaan. Ini juga pendapat Ibnu Sirin dan Asuhab dari golongan Maliki. Menurut al Khottobi bahwa ini juga pendapat dari Qoffal dan asy Syasyil Kabir dari golongan Syafi’i juga dari Ishaq Marwazi dan dari jama’ah ahli hadits.

4. Menjama’ bukanlah suatu kewajiban namun ia hanyalah keringanan yang disunnahkan bagi mereka yang memenuhi persyaratan untuk melakukannya. Dengan demikian apabila seseorang tidak mengambil keringanan ini atau menjama’ antara dua sholat baik dengan cara taqdim atau ta’khir maka hal itu dipebolehkan dan tidak ada dosa baginya.

5. Adapun sholat qoshor atau dengan memotong jumlah raka’at, sholat zhuhur, ashar dan isya menjadi dua rakaat sedangkan sholat maghrib tetap dilakukan dengan tiga rakaat. Anda dapat melakukan sholat dengan cara qoshor baik antara zhuhur dengan ashar atau antara maghrib dengan isya ketika anda melakukan suatu perjalanan yang mencapai jarak tempuh 16 farsakh (81 km) sebagaimana pendapat para ulama madzhab Maliki, Syafi’i dan Hambali. Anda pun diperbolehkan memilih antara mengerjakan sholat dengan cara qoshor atau jama’ ketika anda berada didalam suatu perjalanan yang mencapai jarak tersebut.

6. Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Khottob bahasanya Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya perbuatan itu tergantung dari niat dan bagi sertiap orang hanyalah apa yang ia niatkan.” (Muttafaq ‘Alaih). Jadi diterima tidaknya suatu amal seseorang termasuk sholat yang dilakukan baik dengan cara dijama’ atau diqoshor tergantung dari niatnya yang ada didalam hatinya. Niat ini tidak diharuskan dengan kata-kata yang diucapkan dengan lisan atau pun perkataan jiwa akan tetapi ia adalah kebangkitan (keinginan) hati terhadap suatu amal tertentu. Jadi apabila anda hendak melakukan sholat jama’ atau qoshor maka niatnya cukup dengan adanya keinginan didalam untuk melakukan perbuatan tersebut dengan hanya mengharap ridho Allah swt.

(sumber : I. Fiqhus Sunnah, II. Buhuts wa Fatawa Islamiyah, III. Minhajul Muslim)

Wallahu A’lam

Sigit Pranowo, Lc.

ERAMUSLIM > USTADZ MENJAWAB
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/shalat-jamak-dan-qashar.htm

Cara Mudah Menentukan Arah Kiblat


Cara Mudah Menentukan Arah Kiblat
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Penentuan arah kiblat adalah pengetahuan paling dasar yang diberikan pada kuliah ilmu falak. Pemahaman tentang bumi yang berbentu bola dan penentuan arah di permukaan bumi dengan menggunakan segitiga bola selalu diaplikasikan pada penentuan arah kiblat. Ilmu falak sebagai bagian astronomi termasuk ilmu tertua yang dikembangkan para ilmuwan Muslim dahulu awalnya untuk keperluan ibadah. Penentuan arah dan waktu menjadi perhatian ilmu falak, karenanya sangat berperan dalam memahami dalil syar’i terkait dengan arah dan waktu.



Awalnya cara menghitung arah kiblat dianggap rumit, karenanya hanya ahli falak yang dapat melakukannya. Tetapi kini, dengan berkembangkan komputer dan bahasa pemrograman, hitungan tersebut mudah dibuat dalam bentuk program aplikasi sehingga setiap orang dapat menghitung arah kiblat. Tinggal diajarkan cara menentukan arah sekian derajat itu menggunakan kompas atau bayangan matahari. Adanya GPS untuk menentukan koordinat tempat dan berfungsi pula sebagai kompas makin memberikan kemudahan.


Ahli falak memberikan alternatif lain yang paling mudah. Kalau di Masjidil Haram ada menara sangat tinggi dengan lampu sangat terang di puncaknya sehingga semua orang di banyak negara bisa melihatnya, maka kita akan sangat mudah menentukan arah kiblat. Cukup dengan melihat lampu di atas Masjidil Haram itu. Nah, ahli falak mengetahui ada lampu alami yang sangat terang yang pada saat-saat tertentu tepat berada di atas MAkkah, sekitar Masjidil Haram. Itulah matahari.

Pada sekitar tanggal 28 Mei dan sekitar 15/16 Juli tiap tahunnya pada saat tengah hari di Mekkah, matahari tepat berada di atas kepala. Pada saat itulah orang di Makkah tidak melihat bayangan mereka sendiri karena matahari tegak lurus di atas mereka. Tetapi di tempat lain di dunia yang bisa melihat matahari itu, ada bayangan benda yang bisa dijadikan pemandu arah kiblat.

Saat itulah seolah kita sedang melihat lampu sangat terang di atas Masjidil Haram dan garis bayangan kita menjadi petunjuk arah Masjidil Haram. Maka, berdasarkan dalil syar’i, hadapkanlah wajah kita saat shalat ke arah itu. Itulah arah kiblat. Sangat-sangat mudah. Tinggal lihat matahari dan bayangan sekitar pukul 16.18 WIB (28 Mei) atau 16.27 WIB (15/16 Juli).

Kalau kita ingin melaksanakan dalil syar'i QS 2:144, itulah saat yang paling tepat. Tak perlu rumus perhitungan segitiga bola. Tak perlu komputer. Tak perlu kompas. Cukup melihat matahari, kita saat itu menghadap ke arah Masjidil Haram. Kalau pun pada hari tersebut terganggu awan, plus minus 2 hari dari tanggal tersebut dan plus minus 5 menit dari waktu tersebut masih cukup akurat untuk menentukan arah kiblat karena perubahan posisi matahari relatif lambat.

Dengan berkembangnya teknologi satelit dan internet, maka kita sekarang bisa menentukan arah kiblat langsung dengan melihat citra satelit di lokasi yang kita kehendaki. Situs www.qiblalocator.com memberikan tanda garis merah yang mengarah ke arah ka’bah di Masjidil Haram. Kalau kita menggunakan laptop, cukup bentangkan layar laptop sesuah arah bangunan atau jalan di sekitar kita yang terekam pada citra satelit. Arah yang ditentukan dengan qiblalocator telah dibuktikan sama dengan hasil perhitungan menggunakan segitiga bola atau dengan bayangan matahari pada saat istimewa tersebut di atas.

Ketika implementasi dalil syar’i QS 2:144 dapat dilaksanakan secara tepat dan mudah dengan bantuan sains (ilmu falak) dan teknologi, haruskah kita mundur ke belakang sekadar ”menghadap ke arah barat”? Mestinya tidak, kecuali dalam kondisi kita tidak bisa menentukannya secara tepat. Masyarakat kita semakin cerdas. ”Arah Barat” dalam bahasa fisis-teknis mudah diartikan sekitar titik matahari terbenam, sekitar azimut 270 derajat. Kalau benar fatwa ”menghadap barat” itu dilaksanakan, berarti fatwa menuntun orang untuk menghadap ke arah Afrika. Dengan pengetahuan geografi sederhana pun, orang mudah melihat arah Barat Indonesia mengarah ke Afrika. Bukankah itu justru mengingkari QS 2:144 yang memerintahkan menghadap ke arah Masjidil Haram di Mekkah?

Mengarah ke titik Ka’bah atau Masjidil Haram kini bukan lagi masalah dengan bantuan ilmu falak dan teknologi. Apakah kalau menghadap ke titik Ka’bah berarti shaf kita melengkung? Ibarat kita membuat lingkaran, di dekat titik pusatnya garis lingkaran tersebut sangat melengkung. Itulah yang terjadi pada garis shaf di dalam lingkungan Masjidil Haram. Semakin jauh dari titik pusat lingkaran, garis lingkaran tampak semakin lurus, nyaris tidak dikenali lagi bentuk lengkungnya. Demikianlah garis shaf di tempat-tempat yang jauh dari Mekkah.

Kita sering terbawa pada kerumitan matematis (yang sebenarnya tidak perlu) ketika menginginkan akurasi tinggi dalam penentuan arah kiblat. Kesalahan satu derajat di Indonesia (yang berjarak sekitar 8000 km untuk Jawa Barat) bisa menyebabkan penyimpangan besar di Mekkah (sekitar 140 km pada jarak tersebut). Hal serupa bisa kita balikkan. Kalau di Indonesia ada shaf sangat panjang sepanjang 140 km (sekitar jarak Jakarta-Bandung), untuk menghadap ke titik ka’bah arahnya akan sama dengan deretan orang memanjang ke belakang sampai jarak 40 meter dari ka’bah, dengan sudut hanya sekitar 1 derajat. Jadi jangan membayangkan bila menghadap ke titik Ka’bah atau masjidil haram seolah garis shaf akan melengkung.


Red: irf
Rep: T Djamaluddin, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika LAPAN, Anggo
Cara Mudah Menentukan Arah Kiblat | Republika Online

Rangkuman Keislaman


Reaksi terhadap Fiqh dan Ilmu Kalam
Baik fiqh maupun ilmu kalam, keduanya tak memberikan kepuasan hati.  Yang pertama mementingkan formalisme dan legalisme dalam menjalankan syari’at Islam, dan yang kedua mementingkan pemikiran rasional dalam pemahaman agama Islam, meskipun yang terakhir ini dipersoalkan oleh al-Taftazani bahwa tasawuf bukan reaksi terhadap fiqh dan kalam.  Karena timbulnya gerakan keilmuan dalam Islam, seperti ilmu fiqh, ilmu kalam dan sebagainya muncul setelah berkembangnya praktek tasawuf.  Pembahasan ilmu kalam secara sistimatis timbul setelah lahirnya Mu’tazilah Kalamiyah pada permulaan abad II Hijriyah, lebih akhir lagi ilmu fiqh, yakni setelah tampilnya imam-imam mazhab, sementara tasawuf telah lama tersebar luas di dunia Islam.

C.  Sejarah Perkembangan Tasawuf
Ibn al-Jauzi dan Ibn Khaldun secara garis besar membagi kehidupan kerohanian dalam Islam menjadi dua, yakni zuhud dan tasawuf.  Hanya saja diakui bahwa keduanya merupakan istilah baru, sebab keduanya belum ada pada masa Nabi Muhammad saw. dan tidak terdapat dalam Al-Qur’an, kecuali zuhud disebut sekali dalam                        surat Yusuf ayat 20.  Istilah populer pada masa beliau ialah sahabat. Mereka adalah orang-orang yang terhindar dari sikap syirik dan pola kehidupan jahiliyah, selalu mendengar dan meresapi Al-Qur’an.
Seperti telah diketahui, bahwa sejarah Islam ditandai dengan peristiwa tragis, yakni pembunuhan terhadap diri khalifah ketiga, Utsman ibn Affan ra.  Dari peristiwa itu secara berantai terjadi kekacauan dan kemerosotan akhlak.  Hal ini menyebabkan sahabat-sahabat yang masih ada, dan pemuka-pemuka Islam yang mau berpikir, berikhtiar membangkitkan kembali ajaran Islam, pulang masuk masjid, kembali mendengarkan kisah-kisah mengenai targhib dan tarhib, mengenai keindahan hidup zuhud dan lain sebagainya.  Inilah benih tasawuf yang paling awal.
a.       Masa Pembentukan
Sudah disebutkan bahwa ada segolongan umat Islam yang belum merasa puas dengan pendekatan diri kepada Tuhan melalui ibadah shalat, puasa, dan haji.  Mereka ingin merasa lebih dekat lagi dengan Tuhan.  Jalan untuk itu disebut tasawuf.
Pada abad I Hijriyah bagian kedua, lahirlah Hasan Basri, seorang zahid pertama dan termasyur dalam sejarah tasawuf.  Ia lahir di Madinah pada tahun 642 M, dan meninggal di Basrah pada tahun 728 M.  Hasan Basri tampil pertama dengan membawa ajaran khauf dan raja’, mempertebal takut dan harap kepada Tuhan, setelah itu tampil pula guru-guru yang lain, yang dinamakan qari’, mengadakan gerakan pembaharuan hidup kerohanian di kalangan kaum muslimin.
Kemudian pada akhir abad II Hijriyah, muncul Rabi’ah al ‘Adawiyah (w. 185 H), seorang sufi wanita yang terkenal dengan ajaran cintanya (hubb al-ilah).  Selanjutnya pada abad II Hijriyah ini, tasawuf tidak banyak berbeda dengan abad sebelumnya, yakni sama dalam corak kezuhudan.  Saat itu mulai ada sebagian yang menampilkan istilah-istilah yang pelik seperti mengenai kebersihan jiwa (thaharah al-nafs), kemurnian hati (naqy al-qalb), hidup ikhlas, menolak pemberian orang, bekerja mencari makan dengan usaha sendiri, berdiam diri, seperti yang dianjurkan oleh Ali Syaqiq al-Balkhy, Ma’ruf al-Karkhy dan sebagainya; menyedikitkan makan, memerangi hawa nafsu dengan khalwat, melakukan perjalanan (safar), berpuasa, mengurangi tidur (sahir), serta memperbanyak dzikir dan riyadhah, seperti yang acap kali dianjurkan oleh Ibrahim ibn Adham.  Selanjutnya memberikan arti yang istimewa kepada istilah-istilah yang sudah terhadap sebelumnya, seperti yang digambarkan oleh Malik Ibn Dinar dalam Syathahatnya (Abu Bakar Aceh, tt.)
b.      Masa Pengembangan
Tasawuf pada abad III dan IV Hijriyah sudah mempunyai corak yang berbeda sama sekali dengan tasawuf abad sebelumnya.  Pada abad ini tasawuf sudah bercorak kefana’an (ekstase) yang menjurus ke persatuan hamba dengan Khalik.  Orang sudah ramai membahas tentang lenyap dalam kecintaan (fana’fi al-Mahbub), bersatu dengan kecintaan (ittihad bi al-Mahbub), kekal dengan Tuhan (baqa’bi al-Mahbub), menyaksikan Tuhan (musyahadah), bertemu dengan-Nya (liqa’) dan menjadi satu dengan-Nya (‘ain al-jama’) seperti uang diungkapkan oleh Abu Yazid al-Bushtham (216 H), seorang sufi dari Persia pertama kali mempergunakan istilah fana’ (lebur atau hancurnya perasaan) sehingga dia dianggap sebagai peletak batu pertama dalam aliran ini.
Lebih jauh Abu al-Wafa menegaskan, bahwa tasawuf pada abad III dan IV Hijriyah lebih mengarahkan kepada ciri psikomoral, dan perhatiannya diarahkan pada moral serta tingkah laku.  Sementara kecenderungan metafisis yang muncul tidak secara jelas.  Meskipun terdapat ungkapan tentang kefanaan dan penyakdian serta adanya ungkapan-ungkapan syathahiyat, namun itu semua termasuk kategori-kategori teori filsafat tentang metafisika, yang membahas hubungan manusia dengan Allah SWT.
Pada abad III dan IV Hijriyah, terdapat dua aliran.  Pertama, aliran tasawuf sunni yaitu bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan Al-Qur’an dan al-Hadis secara ketat, serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan maqamat (tingkatan tuhaniah) mereka kepada kedua sumber tersebut.  Kedua, aliran tasawuf”semi falsafi”,  di mana para pengikutnya cenderung pada ungkapan-ungkapan ganjil (syathahiyat) serta bertolak dari keadaan fana’ menuju pernyataan tentang terjadinya penyatuan (ittihad dan hulul)         ( Abu al-Wafa, 1970).
c.       Masa Konsolidasi
Tasawuf pada abad V Hijriyah mengadakan konsolidasi.  Pada masa ini ditandai kompetisi dan pertarungan antara tasawuf semi falsafi dengan tasawuf sunni.  Tasawuf sunni  memenangkan pertarungan, dan berkembang sedemikian rupa, sedang tasawif semi falsafi  tenggelam dan akan muncuk kembali pada abad VI Hijriyah dalam bentuknya yang lain.  Kemenangan tasawuf sunni  ini dikarenakan menangnya alirang theologi Ahl Sunnah wa al-Jama’ah  yang dipelopori oleh abu al-Hasan al-Asy’-ary (w.324 H), yang mengadakan kritik pedas terhadap teori Abu Yazid al-Bushthamy dan al-Hallaj, sebagaimana tertuang dalam syathahiyatnya yang Nampak bertentangan dengan kaidah dan akidah Islam.  Oleh karena itu tasawuf pada abad ini cenderung mengadakan pembaharuan atau menurut istilah Annemarie Schimmael merupakan periode konsolidasi, yakni periode yang ditandai pemantapan dan pengembalian tasawuf ke landasannya, al-Qur’an dan al-hadis.
Ringkasnya al-Ghazali patut dinilai berhasil dalam mendiskripsikan jalan menuju Allah SWT. sejak permulaan dalam bentuk latihan jiwa, lalu menempuh fase-fase pencapaian rohoani dalam tingkatan-tingkatan (maqamat) dan keadaan (ahwal) menurut jalan tersebut, yang akhirnya sampai pada fana’ tauhid, ma’rifat dan kebahagiaan.  Al-Ghazali mempunyai jasa besar dalam dunia Islam.  Dialah orang yang mampu memadukan antara tiga kubu keilmuan Islam, yakni tasawuf, fiqh, dan ilmu kalam, yang sebelumnya terjadi ketegangan.



d.       Masa Falsafi
Setelah tasawuf semi falsafi mendapat hambatan dari tasawuf Sunni tersebut, maka pada abad VI Hijriyah, tampillah tasawuf falsafi, yaitu tasawuf yang bercampur dengan ajaran filsafat, kompromi dalam  pemakaian term-term filsafat yang maknanya disesuaikan dengan tasawuf.  Oleh karena itu, tasawuf yang berbau filsafat ini tidak sepenuhnya bisa dikatakan tasawuf, dan juga tidak bisa dikatakan sebagai filsafat.  Karena itu sebut saja tasawuf falsafi,  karena di satu pihak memakai term-term filsafat, namun secara epistimologis memakai dzauq/intuisi/wujdan (rasa).
Adapun methode pencapaian tujuan tasawuf sama dengan tasawuf sebelumnya, baik mengenai muqamat, ahwal, riyadhah, mujahadah, dzikir, mematikan kekuatan syahwat, maupun yang lainnya.
e.      Masa Pemurnian
A.J. Arberry menyatakan, bahwa masa Ibn Araby, Ibn Faridh, dan al-Rumy adalah masa keemasan gerakan tasawuf, secara teoritis ataupun praktis.  Pengaruh dan praktek-praktek tasawuf kian tersebar luas melalui thariqah-thariqah,  dan para sulthan serta pangeran tak segan-segan pula mengeluarkan perlindungan dan kesetiaan pribadi mereka.  Contohnya paling menonjol ialah figure terhormat Dharma Syekh, putra Kaisar Mogul, Syekh Johan, yang menulis sejumlah kitab, di antaranya al-Majma’ al-Bahrain, di dalamnya dia mencoba merujukkan teori tasawuf Vedanta.
Orang yang berilmu pengetahuan dan beriman, baik masa dahulu maupun sekarang, tidak ada kemiripan dengan ahl al-ittihad dan ahl al-hulul yang bathil, mereka adalah orang Islam dan  Ahl Sunnah wa al-Jama’ah, mereka termasuk ahl al-ma’rifah dan ahl al-yaqin, diberi sinar Al-Qur’an.
 Ibnu Taimiyah lebih cenderung bertasawuf sebagaimana yang pernah diajarkan Rasulullah saw, yakni menghayati ajaran Islam, tanpa mengikuti aliran thariqah tertentu, dan tetap melibatkan diri dalam kegiatan sosial, sebagaimana manusia pada umumnya.  Tasawuf model ini yang cocok untuk dikembangkan di masa modern seperti sekarang.





 " Putri Yang Malang - Korban Percobaan Perkosaan "
Juara 1 Lomba Vokal dalam acara World Choir Grand Champion Beijing, China pada tahun 2010 lalu, Putri Novinda (18), di duga telah menjadi korban percobaan perkosaan oleh seorang supir angkot M27 jurusan Pulogadung- Kampung Melayu, Kamis (06/10/2011).

Salah seorang kerabat korban menuturkan, bahwa, Putri yang merupakan mahasiswi Institute Musik Indonesia (IMI), itu hendak berangkat kuliah dari kediamannya Gang Remaja I, Rt 08 Rw 04, Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakata Timur, dengan menumpangi angkot M 27.

Namun dalam perjalanan angkot yang sepi penumpang itu kemudian tiba-tiba keluar dari trayeknya, angkot tersebut tiba-tiba berbelok ke Jalan Raya Pemuda. Menurut Eryanto, Putri sempat bertanya kepada sang supir.

"Tapi kata supirnya tidak apa-apa," katanya.

Saat itu di dalam angkot hanya terdapat sang supir, teman sang supir yang duduk di di depan, dan beberapa laki-laki. Karena ketakutan ia pun nekat melompat keluar dari angkot yang melaju, dan terjembab tepat di Jalan Pemuda.

Akibat aksi nekatnya, Putri kini harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Jayakarta, Pulogadung, Jakarta Timur. Akibat tindakan penyelamatan dirinya itu, Ia di vonis oleh dokter menderita geger otak ringan.

"Tapi kini kondisinya sudah membaik," kata Eryanto.



Hari ini cuaca panas banget, matahari seakan-akan marah dan ingin sekali membakar kulit ini....
tapi semua itu tidak menyebabkan uki malaz, uki tetap haruz semangat dalam menjalani hari ini, tentunya dengan rasa senang, santai, tetap seperti biasalah.... berusaha menjadi lebih baik dari hari yang kemain.

seperti biasa uki tetap exis dan semangat dalam mengikuti kuliah hari ini, saat ini uki sedang santai duduk di depan kantin. di tengah keramaian kampus dan kesibukan mahasiswa-mahasiswi uin SUKA.
pada kesempatan kali ini uki mencoba untuk berbagi dengan teman-teman apa yang telah saya dapatkan pada kuliah hari ini ( Retorika Dakwah dan Teory Komunikasi )

                                                                                     Materi I ( Teory )
kita mulai dari kuliah Retorika.
          1. Pembagian Retorika
                  a. Monologi
                  b. Dialogika
                  c. Pembinaan Tekhnik Bicara

a. Monologika
    Ilmu tentang seni berbicara monolog atau sedang berbicara.
    Yang meliputi :
             1. Pidato
             2. Kata Sambutan
             3. Kuliah
             4. makalah dan Diklamasi
             5. Dll

b. Dialogika
    Ilmu tentang seni berbicara secara dialog ( 2 orang atau lebih )
    Yang mliputi :
             1. Diskusi
             2. Tanya jawab
             3. Percakapan dan Debat
             4. Dll

c. Tekhnik Berbicara
    Efektifitas Monologika dan Dialogika tergantung pada tekhnik berbicara
    Yang meliputi :
    1. Tekhnik Bernafas
    2. Tekhnik Suara
    3. Tekhnik Membaca dan Bercerita
    4. Dll

2. Jenis Pidato di Tinjau dari ada tidaknya "Persiapan"
    a. Impromtu
        Pidato impromtu adalah pidato yang disampaikan tanpa persiapan, serta merta atau dadakn dan    tidak menggunakan Naskah, biasanya pidato Impromtu ini terjadi di acara-acara tertentu yang tidak resmi seperti, Resepsi, ulang tahun, pernikahan Dll.
Salah satu dari Kelebihan dari pidato Impromtu : sanagt efektif dalam menyampaikan pesan karna seorang komunikator dan komunikan seakan-akan menyatu, pesan yang disampaikan mudah dimengerti, santai dan suasana tidak sepi seperti acara2 folmal (pidato presiden dan pertanggung jawaban) dan pesan yang disampaikan sangat luas. namun faktor pngalaman disini sangat penting untuk dapat menyampaikan pesan dengan benar dan mmudah dimengerti oleh komunikan dan menghidupkan suasana agar komunikan tidak jenuh.
Kekurangan dari Pidato impromtu, salah satunya adalah komunikator kadang-kadang belum siap, karna biasanya pidato impromtu ini spontan yang membuat komunikator kurang maksimal dalam menyampaikan pesan, mending kalo komunikatornya siap, kalo gak, wahhh bisa brabe nie acara,, wkwkwkwk...


tapi ma'af sobat uki harus udahan dulu, barusan temen uki sms ngajak makan, uki laper jg cie .... heheheheheheheheheh...
eri 

Menyesal Bolos


Menyesal ............. menyesal ............. menyesal  ............. menyesal .......... !!!
itulah kalimat yang terbenak dalm fikiran dan hatiku saat nie. hari ini uki menyesal banget, karna pada saat ini detiik ini uki gak masuk or gak mengikuti mata kuliah SSI (sistem Sosial Indonesia). bukan sengaja tapi uki ketiduran  ..... wkkwkkkkkkk alias bangun kesiangan ..... 

uki' bingung harus ngapain, uki merasa bersalah banget, yahhhh bersalah m Ortu, Tuhan dan pada uki sendiri tentunya, kelalaianku membuatku gak masuk kuliah hari ini ...

ya allah ampuni lah hambamu ini sudah menyia-nyiakan waktu yang telah engkau berikan pada hambamu ini.

Bapak & Ibu dirumah ... ma'afin uki yea .... hari ini uki gak masuk kuliah dan uki sudah mengabaikan kepercayaan kalian ....
semoga kalian di rumah baik-baik saja dan semoga selalu dalam ridho allah ...
uki' kangen bgt sama kalian ..... I Love You .....

uki' janji mulai besok uki gak akan bolos lagi, dan uki akan lebih rajin belajarnya ....

--------
saat nie uki lagi dikamar saja,, yahh duduk didepan LP sambil OL tentunya, belajar juga dong ... wkkkkk

Btw gmn kabar temen-temen d kampus hari ini yea .... !!?


Alhamdulillah hari ini aku telah selasai mengikuti dua mata kuliah dari tiga mata kuliah hari ini, Produksi acara radio & Pulbic Relation, tinggal menunggu jam Kuliah selanjutnya yaitu Hadits.

Saat ini uki sedang istirahat dan ngumpul bareng teman-teman seperjuangan, Ada faiz yg imut, syem yg gokil, Imam yg Sook Alim wkwkwkwk, Rifqi DBS, tiya wijayanto eehhh wijayanti maksudnya yg Suka ketawa, dan ad juga Intan orang yg uki gak tau akan namanya,,, tapi kita akrab lhoo dan kita uda berteman hampir 1 tahun lebih ,,, Aneh kan,,..... heheheheheh

kita disini pada sibuk FB-ian, tapi di balik kesibukan kami, ada canda dan tawa yang menghiasi dan yang menghibur tentunya,,, wkwkwkwkkkkkkk

di tengah asiknya canda dan tawa si rifki DBS nanya masalah Beasiswa Gudang Garam,,, dia berharap banget dapet tue beasiswa, uki ciiee sangat berharap dapat juga tue beasiswa,, wkkkkkkkk

Rifqi : " teman-teman masalah beasiswa yang gudang garam tue gimana ... !!?
imam : " Emang  kenapa sob "
Rifqi : " soalnya aku masih bingung,, aku kan pengen ngajuin beasiswa yang BCA tue,, tapi takutnya aku dapat or diterima di Gudam garam ,,,, kan perjanjiannya gak sedang menrima beasiswa tue.... gmn ..!!??
tiya : ya gak apa-apa lah rif... kan kamu belum menerima beasiswa sama sekali dan masih menunggu pengumuman. itu artinya kamu masih bisa ngajuin beasiswa lain...

syem : ya bener tue apa kata tiya ... iya kalo dapet ... kalo gak.... makanya ngajuin aja kesemuanya.... wkkkkkkkkkk

Heemm .............. !!!!

sayang .... di sela-sela obrolan canda dan tawa kami,,,, serius lagi,,, harus terpotong,, karna sebagian dari teman-teman harus masuk kuliah lagi .... Uki cie jg uda laper banget ....wkwkwkwkwkkkkk

jadi .....

temen-temen sampai disini dulu ya .....

Semangat Buat Kita Semua ....

NB : Janagan Pernah Meninggalkan menyepelekan Masalah Ynag Sekecil apapun ....
        karna dari yang kecil lah kita berangkat,,, dan begitu juga dengan kesuksesan ,,,,
        yang terpenting tetap semangat dan optimis ....
                       " Kesuksesan telah menanti kita "
        jangan menunggu dan hanya diam saja,, bertindak, berjuang  dan selalu berusaha, dan jangan lupa berdoa pastinya,,,

                                          --------------------- Thanks ------------------

Sabar & Plan


pagi ini udara sangat cerah sekali, dengan penuh semangat aku menyambut hari ini dengan bismillah.  
Jam 4:20 aku bangun dan langsung mengerjakan Sholat Shubuh dan mengikuti pengajian or kultum di kontrakan bersama teman-teman. Topikx adalah mengenai "KESABARAN" ... yahhh sabar ... sabar dalam segala hal, karna sabar tak terbatas, dalam artian jika kita sabar hanya sesaat berarti kita belum bisa di katakan orang Sabar.

Hidup gak akan pernah lepas dari yang namanya masalah, cobaan dan sebagainya, tapi saya yakin kalau kita  sabar dalam menghadapi semua problematika kehidupan ini insya Allah Perjalanan hidup kita akan terasa enjoi dan bahagia.

Allah maha Adil dan maha segalanya, Allah memberikan kita sesuatu, baik itu cobaan, kebahagian, dan kejadian-kejadian yang lain pasti ada hikmahnya. kita gak akan pernah tahu rahasia tuhan, tapi yang jelas di setiap peristiwa dan cobaan yang Allah berikan pada kita pasti ada hikmahnya. pasti....

Kita gak akan pernah bisa menghindar dari yang namanya cobaan dan problematika dalam kehidupan, oleh sebab itulah kawan-kawan sekalian, bersiaplah dan hadapi semuanya dengan sabar dan Ikhlas.

semoga Hari ini kita senantiasa dalam Ridho Allah SWT.
                                                      * Ada Rencana di Balik Peristiwa * 

Ada  beberapa planing yang telah saya konsep sebelumnya dan itu berlaku selamany.

1. Sholat tahajud
2. holat Subuh
3. Membaca Al_Quran 
4. Sholat dhuha
5. Kuliah ( 7:30-9:10 *Produksi Acara Ra dio* & 9:20-11:00 *Public Relation* & 13:00-15:30 *Hadist 1*
6. Pergi ke Ramai Mall
7. Mengembalikan Buku ke Perpus
8. Membaca minimal 20 mnt
9. Belajar
10. Istirahat + Tidur (Ma x 5 jam)
11. Lain-lain
12. Wajib Sholat Lima Waktu
13. Lain-Lain

Aku tak tahu apa yang akan terjadi pada hari ini. yang pasti aku telah mempersiapkan semua dan akan terus semangat. 

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.

Manajemen Strategis Program Siaran


Manajemen Strategis Program Siaran

Perencanaan program siaran
Mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. Pelaksanaannya berkaitan dengan kegiatan produksi, pemilihan (akuisisi), serta penjadwalan program untuk dapat menarik minat sebanyak mungkin audien. Bagian yang bertanggung jawab dalam perencanaan program ini biasanya dipegang oleh manajemen puncak pada stasiun penyiaran, utamanya manager program dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran (sebagai bagian yang nantinya akan memasarkan program kepada para pemasang iklan, serta memberikan pertimbangan dan pandangan mengenai prospek peringkat program/ rating, dsb), dan juga manajer umum.
  1. 1. Analisa dan Strategi Program
Berkaitan dengan rencana pemasaran strategis yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki bagi audiean sebagai pasar dalam kegiatan pemasaran program media penyiaran. Analisa situasi ini terdiri dari analisa peluang dan analisa kompetitif.
  1. 2. Bauran Program (Marketing Mix)
Suatu konsep pemasaran penting yang harus dipahami pengelola media penyiaran, antara lain:
-    Produk Program (Product) : Produk yang ditawarkan kepada audien mencakup nama dan kemasan program.
-          Harga Program (Price): Harga suatu program mencakup biaya produksi program dan biaya yang dikenakan pada pemasang iklan (tarif iklan) jika program ditayangkan.
-          Distribusi Program (Place) : Proses pengiriman program dari transmisi hingga diterima audien (TV dan radio).
-          Promosi Program (Promotion : Proses bagaimana memberitahu audien mengenai adanya suatu program sehingga mereka tertarik untuk menonton atau mendengarkannya.
  1. 3. Faktor Berpengaruh
Keputusan untuk memproduksi atau tidak memproduksi dan menayangkan suatu program pada stasiun penyiaran ditentukan oleh empat hal utama, yakni:
  1. Audien (umpan balik dari penonton dan pendengar; laporan peringkat/ rating)
  2. Pengelola/ Pemilik : Mereka yang bertanggung jawab menjalankan atau mengoperasikan stasiun penyiaran dengan tujuan untuk mendatangkan keuntungan bagi kepentingan pemilik stasiun.
  3. Pemasang Iklan/Sponsor (Pihak yang mempromosikan produknya pada stasiun penyiaran.)Regulator (Pihak yang berwenang mengawasi stasiun penyiaran.)
  4. 4. Membuat Perencanaan
Terdapat sejumlah hal yang harus diputuskan dalam perencanaan program yang mencakup:
1.   Keputusan mengenai Target Audien : Diarahkan untuk dapat memilih (seleksi) dan menjadwalkan penayangan suatu program yang dapat menarik sebanyak mungkin penonton dari jumlah audien yang ada (tersedia) pada waktu tertentu.
2.   Keputusan mengenai Target Pendapatan : Penetapan target pendapatan yang dapat diterima dari penayangan suatu program.
5. Tujuan Program
a. Mendapatkan sebanyak mungkin audien.
b. Target audien tertentu (program demografis: dikhususkan pada kalangan audien tertentu)
c. Prestise (pengakuan dari pihak lain)
d. Penghargaan (memenangkan suatu penghargaan atas karya/ program yang diproduksi)
e. Kepetingan Publik (memenuhi kepentingan/ kebutuhan public ditempat stasiun itu berada)
6. Faktor-faktor Penting dalam Akuisisi dan Scheduling Program
Diantaranya adalah persaingan, ketersediaan audien, kebiasaan audien, aliran audien, ketertarikan
Audien, ketertarikan pemasang iklan, anggaran, ketersediaan program, produksi sendiri, stasiun jaringan, stasiun lokal, rumah produksi (PH), perusahaan film besar, perusahaan sindikasi, pemasang iklan
7. Produksi dan Akuisisi/ Pembelian Program
Pada dasarnya bagian ini merupakan tanggung jawab dari manajer program. Pada pelaksanaannya mereka berkonsultasi terlebih daluhu dengan manajer pemasaran dan manajer umum seperti pada perencanaan. Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau gagasan yang juga sebagai titik awal sebuah produksi program. Ditinjau dari siapa yang memproduksi program, maka program dapat dibagi menjadi dua, yakni:
  1. Program yang dibuat sendiri (in house production)
Biasanya adalah program berita (news programme), program yang terkait dengan informasi, dan program yang menggunakan studio.
  1. Program yang dibuat pihak lain, utamanya jenis program hiburan.
Khusus untuk produksi program hiburan, pelaksanaan produksi ini dijalankan oleh departemen produksi yang dibantu oleh berbagai personnel, yakni  produser, penulis skrip, sutradara, asisten sutradara, dan director of photography.

Sumber : asiaaudiovisualexc09adibganteng.wordpress.com/manajemen-strategis-program-siaran/

Populer