DINAMIKA PERKEMBANGAN BUDAYA


DINAMIKA  PERKEMBANGAN  BUDAYA
 
Laely Asyhari R.A.   (10210113)


A PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini banyak orang yang membahas tentang masalah kebudayaan dan pembangunan, masalah hubungan kebudayaan tradisional dan kebudayaan modern, masalah perubahan nilai-nilai budaya, masalah mentalitas pembangunan, masalah pembinaan kebudayaan nasional, terutama dalam perkembangan kebudayaaan baik pada masyarakat ataupun bangsa itu sendiri mempengaruhi perkembangan kebudayaan atau kekhasan budaya Indonesia. Dan dipengaruhi pula oleh budaya luar atau budaya asing (BARAT). Semakin melejitnya budaya barat yang mempengaruhi budaya Indonesia atau budaya Nasional menjadikan pudarnya citra budaya sendiri. Dalam hal ini sangat diperlukanya pengembangan kebudaya Indonesia dengan memperkaya dalam upaya pengembangan bukanlah  saling memisahkan antar kebudayaan masing-masing.
Perlunya penanaman kembali citra budaya Indonesia sebagai wujud kecintaan akan kebudayaan sendiri karena apa yang terkandung dalam semboyan bhineka tunggal ika, yaitu bahwa pluralisme dan ketunggalan dalam hal ini adalah satu kesatuan. Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya seluruh rakyat Indonesia.


B PEMBAHASAN

1.      Dinamika Perkembangan Budaya
Setiap masing-masing kesatuan kemasyarakatan yang ada di dalam suatu bangsa, baik yang berskala kecil ataupun besar, terjadi proses-proses pembentukan dan perkemabangan budaya yang berfungsi sebagai penanda jati diri bangsa tersebut. Di Negara Indonesia proses dinamika itu telah terjadi sejak zaman prasejarah, pada berbagai suku bangsa yang ada diberbagai kawasan wilayah Indonesia sekarang ini.
Pada kehidupan prasejarah dalam satuan-satuan kemasyarakatan yang relatif terpisah satu sama lain telah memberikan peluang besar untuk tumbuhnya kebudayaan dengan ciri-ciri khasnya masing-masing. Keunikan budaya tersebut mendapat momentum untuk pemantapan ketika masyarakat yang bersangkutan telah menginjak pada kehidupan menetap dan dalam kehidupan tersebut mengembangkan konsep-konsep tentang kepemimpinan dan tata masyarakat yang lebih rumit. Dengan perkembangan tersebut, maka jati diri budaya masing-masing ditandai dengan kekhasan yang lebih rumit yang menyangkut berbagai komponen kebudayaannya.
Di dalam masing-masing komponen ada unsur kebudayaan itu terkembang keanekaragaman pula, baik yang terkait dengan fungsi sosial ataupun teknisnya, contohnya pada masing-masing unsur kebudayaan.
Pada masing-masing satuan kenegaraan pun kemudian berkembang kekuatan sosial yang masing-masing mempunyai kewenangannya dalam mengarahkan perkembangan dan menetapkan suatu kebudayaan yang dimiliki dan mempertahankannya, contohnya adalah dalam hal busana setiap daerah mempunyai kekhasan masing-masing yang harus dipertahankan, kalau suatu kebudayaan tidak dipertahankan dapat diambil alih oleh bangsa lain dengan adanya hubungan antar budaya dan yang terjadi adalah akulturasi.
Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia itu adalah suatu aset besar yang dapat membuat kehidupan budaya kita hangat dengan interaksi budaya yang senantiasa aktual dan keanekaragaman tersebut kita dapat mengembangkannya dan mempertahankannya sebagai kekayaan bangsa kita.

2.      Perkembangan Kebudayaan Indonesia
Kebudayaan yang dimiliki Indonesia hingga dewasa ini secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai tumpukan pengalaman budaya dan pembangunan budaya yang terdiri dari lapisan-lapisan budaya yang terbentuk sepanjang sejarahnya. disitulah terdapat kesan perubahan budaya yang disebabkan oleh proses akulturasi. pengalaman besar dalam akulturasi di Indonesia: ketika menyerap agama hindu dan budha beserta kompleks kebudayaanya india secara selektif, akulturasi dengan peradaban islam, dan akulturasi kebudayaan Eropa.
Perubahan yang amat terasa adalah perkembangan bahasa khususnya dalam hal kosa kata, dan penyerapa unsur-unsur asing tidaklah sama dalam jumlah pada masing-masing suku bangsa di Indonesia. Unsure-unsur budaya baru dari luar itu sangatlah berbeda dengan segala keragaman perbedaan budaya perlunya pemahaman lebih baik oleh seluruh warga Indonesia di masa sekarang ini, sehingga wawasan kebudayaan kita dapat menjadi lebih mendalam, dan tidak semata-mata terbelenggu oleh kondisi sekarang ini.[1]

3.      Bergulatnya Budaya Asing dan Budaya Indonesia
Dimasa sekarang ini telah terjadi perubahan cara pandang ketika dunia memasuki masa modern ini merupakn dampak yang mempengaruhi kehiduan masyarakat baik dari kalang menengah kebawah sampai menengah ke atas. Itulah dampak secara logis akibat ditemukanya teknologi baru, semua yang serba canggih seperti dalam system komunikasi dan perubahan-perubahan tersebut sangat berpengaruh realitanya banyak masyarakat yang semakin mendewakan masuknya kebudayaan asing dibandingkan dengan kebudayaan yang ada di daerah ataupun negaranya sendri. Seperti yang dikatakan oleh JHON DEWEY “penyelidikan bebas dan metode ilmiah telah menjadikanya ujung tombak perlawanan intelektual terhadapan kepercayaan bahwa pengetahuan yang mutlak dapat dicapai dalam sebuah dunia yang amat berbeda-beda situasi, penemuan, penelitian yang membuka ufuk baru,dan kemajuan yang bermacam-ragam”.
Dunia modern ini sangat dipengaruhi oleh kebudayaan barat yang semakin memudarkan kebudayaan Indonesia, mayoritas masyarakat lebih menyukai budaya barat yang lebih dominan kepada kebebasan.[2]

4.      Pudarnya Pesona Kebudayaan Nasional
Pada era modern ini banyak sekali perkembangan yang terjadi baik perkembangan yang membawa pada kemajuan bangsa ataupun yang membawa kemerosotan moral bangsa. Di masa modern sekarang ini masyarakat lebih memilih pada  kebudayaan barat yang mengacu kepada kebebasan, kebudayaan pun semakin terpengaruh dengan masuknya budaya asing. Kebubayaan merupakan citra bangsa yang seharusnya dibanggakan sebagai kekayaan dan kekhasan bukan malah memilih kebudayaan asing yang menghilangkan kekhasan budaya kita sendiri. Sekarang ini kebanyakan masyarakat berfikir hanya pada perkembangan yang mengikuti barat bukan berfikir bagaimana memajukan budaya sendiri dan memperkenalkan pada seluruh Dunia bahwa bangsa Indonesia memiliki kekhasan budaya yang tidak dimiliki oleh Negara lain. Itulah cara berfikir yang salah seharusya masyarakat dapat membedakan mana yang lebih baik untuk kedepanya.

5.      Upaya Pengembangan Kebudayaan Nasional
Dalam segala upaya  pengembangan kebudayaan nasional kita tetap memberi tempat terhormat pada kebudayaan daerah dan tradisional, disamping kita boleh bersikap terbuka dalam upaya memilih kebudayaan asing yang kita nilai merupakan perkembangan kebudayaan kita sendiri. Ini sesuai dengan apa yang menjadi penjelasan pasal 32 UUD 1945. Namun perlu dihayati benar apa  yang tersirat dalam Bhinika tunggal ika, yaitu bahwa pluralisme dan ketunggalan dalam hal ini bukanlah kenyataan yang saling memisahkan melainkan dapat saling memperkaya upaya pengembangan kebudayaan. Perlunya Kongres Nasional yang membahas ikhtiar pengembangan kebudayaan Nasional.
Untuk mengembangkan kebudayaan baik dalam lingkup Negara kita sendiri maupun Nasional sangat diperlukan usaha untuk memajukan dan mengembangkan kebudayan nasional sepantasnya di ikut sertai oleh prakarsa dan kegiatan masyarakat sendiri.
Sebagai generasi penerus bangsa harus melahirkan cita rasa akan kecintaanterhadap kebudayaan Indonesia, perlunya kesadaran yang harus diterapkan pada setiap individu baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Bahwa pentingnya kultur kebudayaan sebagai kemajuan bangsa, bukan malah membanggakan kebudayaan barat yang membawa kemerosotan moral pada citra bangsa.
Pada tanggal 25 september 1985 telah diresmikan terbentuknya forum Pendidikan dan kebudayaan. Dalam forum tersebut para cendikiawan, ilmuan, dan budayawan.Yang semakin menyadari perlunya menyelenggarakan kongres Nasional untuk membahas pengembangan kebudayaan Indonesia yang tidak sesuai dengan kekhasan budaya Indonesia. Kesadaran akan rumitnya kenyataan perkembangan kebudayaan itu dalam masa sekarang ini. Kemajuan ilmu dan teknologi banyak terjadi pertemuan –pertemuan antar budaya (CULTURAL ENCOUNTERS), kemungkinan kecil suatu kebudayaan dapat dipertahankan untuk kedepannya terhadap pengaruh-pengaruh budaya lain.
Seperti yang telah dipercontohkan dalam filem yang mendapt penghargaan internasional berjudul: “THE GODS MUST BE CRAZY “ yang membuktikan kejadian kecil dapat menjadikan suatu perubahan yang berkembang. Banyak hal yang betapa sulit dalam era modern ini suatu masyarakat dapat bertahan dalam pengaruh-pengaruh dari asing dan eksternal.
Dalam memahami pertemuan antar budaya mungkin telah tertuju dalam pengembanngan yang simple tentang kemanusiaan, seperti kecenderungan untuk membaggankan budaya kemanusiaan misalnya: ”TIMUR_BARAT” barat hamper identik artinya dengan superioritas.
Setiap masyarakat atau bangsa memandang perlu untuk mengusahakan pengejawatan budaya yang khas, dengan demikian itu maka bertahan pula masyarakat atau bangsa itu sebagai kesejahteraan. Tanpa kesejahteraan masyaraakat ataupun bangsa tidaklah lebih dari suatu krumunan incidental belaka. Disinilah letak permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat atau bangsa sebagai satuan budaya yang secara kebetulan atau berencana menjalani proses perubahan. Perubahan tersebut meluas kemasyrakat dan bangsa antara kekuatan yang bertolak belakang : disatu pihak ingin mempertahankan budaya sendiri sebagai milik yang mutlak, dan disisi lain keininan untuk berkembang dan ingin memiliki sesuatu yang baru. Dan budaya yang konservasi dan progresi ada kalanya menyentuh hal-hal yang mendasar, hingga mengakibatkan perubahan prsepsi tentang nilai-nilai serta perubahan perilaku tentunya baik dari masyarakat ataupun bangsa itu sendiri tidak ingin begitu saja hanyut dalam proses perkembangaan tersebut. Itulah mengapa perlunya diadakan kongres Nasional tentang Kebudayaan Indonesia agar tercipta kembali citra bangsa kita akan kekhasan kultur yang merekat erat dalam bhineka tunggal ika.

6.      Menumbuhkan Rasa Kesadaran Budaya
Suatu kebudayaan adalah milik kita bersama maka haruslah ada rasa kecintaan akan budaya sendiri karena dengan begitu kita akan mengaembangkan suatu budaya kita,bukan malah  memudarkanya. Untuk menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebudayaan adalah tugas kita bersama, dan adanya kesadaran tersebut ditandai dengan adanya pengetahan berbagai kebudayaan suku bangsa yang masing-masing mempunyai jati diri beserta keunggulan-keunggulanya, sikap terbuka untuk menghargai dan berusaha memahami kebudayaan suku-suku bangsa diluar suku bangsanya sendiri,dengan kata lain, kesediaan untuk saling kenal, pengetahuan akan adanya berbagai riwayat perkembangan budaya di berbagai tahap masa silam, pengertian disamping merawat dan mengembangkan unsure-unsur warisan budaya, kita sebagai bangsa Indonesia yang bersatu juga mengembangkan sebuah kebudayaan baru, yaitu kebudayaan Nasional yang dapat mengambil sumber dari manapun baik dari warisan budaya sendiri maupun dari unsur budaya asing yang dianggap dapat meningkatkan harkat bangsa.


A.    PENUTUP

Kebudayaan merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu Bangsa yang harus dilestarikan sebagai wujud kecintaan terhadap Negara. walaupun banyak kebudayaan asing yang mempengaruhi akan tetapi hendaknya tetap menjaganya dengan mengembangkanya baik dengan cara mempertahankan warisan kbudayaan sendiri ataupun mengambil unsur kebudayaan asing yang dapat mengangkat harkat bangsa.



















Daftar Pustaka


Fuad Hasan, Renungan Budaya. Jakarta:Balai Pustaka, 1993.
Sedyawati Edi, Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT RajaGrasindo Persada, 2007.
Koentjaraningrat, Kebudayaan, mentalitet, dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992
Dewey John, Budaya dan Kebebasan: Ketegangan antara Kebebasan Individu dan Aksi Kolektif / john Dewey; Pengantar: Mudji Sutrisno S.J.; Penerjemah: A. Rahman Zainuddin  - ed. 1, -Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998.



[1] Sedyawati, edi: Kajian Arkeologi, seni, dan Sejarah. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hlm 328-330.
[2] Dewey, John. Budaya dan Kebebasan: Ketegangan antara Kebebasan Individu dan Aksi Kolektif / John Dewey; pengantar: Mudji Sutrisno S.J.; Penerjemah: A Rahman Zainuddin –ed 1,(-Jakarta: Yayasan Obor Indonesia), 1998

0 komentar:

Posting Komentar

Populer